Cek 9 Komponen Alternator yang Bekerja di Kelistrikan Mobil

Cek 9 Komponen Alternator yang Bekerja di Kelistrikan Mobil

Otomotips.com – Salah satu bagian yang memiliki peran penting dalam membuat mobil mudah dihidupkan adalah alternator. Di dalam bagian ini terdapat sekumpulan komponen alternator yang bekerja satu sama lain untuk memastikan aliran listrik mengalir dengan baik.

Jika salah satu komponen bermasalah, maka tidak heran jika mobil sulit distarter. Maka, berikut ini terdapat 9 komponen alternator yang bekerja dalam sistem kelistrikan mobil.

9 Komponen Alternator yang Penting

Komponen Rotor Coil

Rotor coil merupakan kumparan yang bisa berputar dan mempunyai fungsi yaitu menyediakan adanya medan magnet di dalam alternator tersebut. Seperti yang Anda ketahui bahwa prinsip kerja dari alternator yaitu memanfaatkan perpotongan garis yang ada pada gaya magnet agar bisa menghasilkan aliran listrik.

Untuk bisa mendapatkan adanya perpotongan gaya tersebut, maka harus dipastikan ada medan magnet yang sudah dibangkitkan terlebih dahulu. Pada pengisian yang ada pada sepeda motor, rotor tersebut sudah menggunakan adanya permanen magnet yang menjadikan tak perlu membangkitkan lagi pada medan magnetnya.

Namun, pada alternator yang ada di mobil rotor yang digunakan terbuat dari kumparan yang dapat mengeluarkan medan magnet ketika dialiri arus listrik saja. Untuk arus listrik ini berasal dari aki yang ada di dalam mesin magnet, aki sendiri mempunyai fungsi yaitu menyalurkan listrik tentu saja tanpa adanya aki mobil Anda tidak akan bisa menyala.

Rotor yang ada pada mobil ini terhubung dengan poros alternator, sehingga pada saat poros berputar tersebut rotor juga akan ikut berputar. Selain itu, medan magnet yang ada di dalamnya juga akan ikut berputar.

Komponen Stator Coil

Komponen alternator selanjutnya adalah stator coil, komponen ini merupakan kumparan statis yang bisa menangkan adanya perpotongan medan magnet. Untuk bisa menghasilkan adanya arus listrik, maka pada medan magnet tersebut harus bisa berpotongan dengan kumparan.

Kemudian pada bagian kumparan statis tersebut akan menimbulkan aliran listrik yang disertai dengan tegangan dan juga arah tertentu. Untuk lokasi stator sendiri berada di bagian luar coil dengan jarak beberapa milimeter di antara permukaan rotor dengan permukaan pada stator.

Karena jarak yang ada tersebut cukup kecil maka medan magnet yang berada di stator bisa menyentuh kumparan stator. Hal ini menyebabkan ketika rotor diputar maka medan magnet tersebut juga akan berpotongan dengan stator coil.

Komponen Dioda

Dioda atau rectifier ini merupakan komponen yang bisa mengubah arus AC menjadi arus DC. Komponen ini keberadaannya digunakan karena arus output dari komponen stator coil ini masih bersifat AC atau juga bisa dikatakan bolak balik. Sementara itu, kelistrikan yang ada di mobil menggunakan tegangan yang sudah dihasilkan oleh arus DC.

Maka dari itu, diperlukan adanya rangkaian dioda yang bisa mengubah adanya arus AC menjadi arus DC. Cara melakukan pengubahan ini bisa dibilang tugas dari dioda yang mana bisa memblok aliran arus dari satu arah. Dengan begitu pada saat arus AC tersebut dialirkan menuju dioda maka akan ada satu arah saja yang bisa melewati dan menjadi searah atau arus DC.

Komponen Bearing

Komponen yang satu ini mempunyai fungsi yaitu sebagai bantalan yang bisa melapisi poros alternator dengan menggunakan frame alternator. Namun, pada dasarnya bukan hanya pada komponen alternator saja melainkan pada semua mekanisme putaran yang ada pada sistem seharusnya wajib mempunyai bearing.

Hal ini dikarenakan tanpa adanya bearing maka untuk putaran poros bisa menjadi lebih kasar bahkan juga berat. Pada alternator sendiri umumnya ada 2 bearing yang bisa diletakkan yaitu di bagian frame depan dan juga di bagian frame belakang.

Komponen IC Regulator

IC Regulator mempunyai fungsi mengatur tingkat tegangan yang bisa dihasilkan oleh suatu stator agar tidak lebih dari 14 volt. Regulator sendiri letaknya setelah rectifier yang mana berarti arus DC yang diatur tersebut ada pada regulator ini.

Untuk kelistrikan mobil bekerja pada dengan besaran tegangan yaitu 12 volt, akan tetapi pada saat pengisian berlangsung tegangan yang bisa diizinkan adalah maximal 14 volt. Maka dari itu, apabila melebihi dari 14 volt akan bisa merusak komponen pada kelistrikan mobil. Untuk menghindari hal tersebut maka digunakan komponen IC regulator yang bisa mencegahnya.

Namun, rangkaian komponen ini bisa dibilang sangat rumit. Hal ini dikarenakan IC regulator menggunakan beberapa komponen elektronika salah satunya yaitu transistor. Meskipun demikian, untuk bentuk IC regulator ini cukup kecil dibandingkan dengan bentuk regulator yang konvensional. Dengan begitu komponen ini dapat diletakkan di dalam alternator mobil Anda.

Komponen Alternator Socket

Pada komponen soket alternator yang ada pada sistem pengisian IC ini umumnya bisa dibilang simpel karena terdiri dari 2 buah terminal saja. Dua terminal ini nantinya akan saling terhubung ke brush untuk bisa melakukan pembangkitan medan magnet yang ada pada rotor coil.

Komponen Alternator Housing

Komponen ini merupakan housing atau frame yang mempunyai fungsi yaitu sebagai pelindung dari semua komponen alternator yang ada. Pada dasarnya ada 2 buah frame yang biasanya digunakan yaitu front frame dan juga end frame. Kedua frame tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu melindungi bagian-bagian dalam alternator.

Komponen Alternator Fan

Alternator fan ini Anda lihat pada bagian depan rotor coil dengan bentuk sirip-sirip kipas. Adapun fungsi dari kipas tersebut yaitu mendinginkan kumparan baik pada stator atau rotor pada saat bekerja.

Kipas ini juga bisa digunakan untuk mencegah terjadinya overheat pada alternator. Karena jika panas yang ada pada alternator berlebihan bisa mengganggu proses pada saat proses pengisian arus listrik secara menyeluruh.

Komponen Brush

Brush juga menjadi salah satu komponen alternator dengan bentuk kotak kecil dari tembaga. Brush atau sikat ini bisa digunakan untuk menghubungkan arus listrik dengan rotor coil. Seperti yang Anda ketahui jika rotor tersebut memerlukan arus listrik agar bisa membangkitkan adanya kemagnetan dan rotor juga akan berputar.

Maka dari itu, arus listrik yang ada tidak bisa disambungkan hanya dengan menggunakan kabel. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan 2 brush yang menekan pada slip ring. Untuk slip ring sendiri adalah bagian yang ada pada ujung poros alternator.

Kemudian bagian tersebut terhubung pada kedua ujung kumparan rotor. Maka pada saat brush tersebut menempel di slip ring arus listrik yang ada akan tersalur ke komponen rotor yang ada di alternator.

Itulah beberapa komponen alternator dan fungsinya yang bisa Anda ketahui. Komponen-komponen tersebut tentunya harus dijaga agar tidak rusak, karena peran dari masing-masing komponen yang ada di atas sangat penting.

You May Also Like

About the Author: Luthfi Anggoro W

hit counter