Otomotips.com – CDI merupakan singkatan kata dari Capacitor Discharge Ignition atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai sistem pengapian kondensator yakni sistem pengapian yang digunakan pada kendaraan bermotor. Adapun penjelasan pengertian CDI, jenis dan komponennya bisa disimak di sini:
Pengertian CDI
CDI adalah komponen yang paling vital dalam sistem pengapian kendaraan roda dua. CDI memiliki bentuk fisik yang sederhana dan digunakan pada mesin sepeda motor yang tak luas.
Disebut sebagai komponen penting karena pembakaran sempurna dapat terjadi jika percikan api dari busi terintegrasi melalui CDI terlebih dahulu. Dengan demikian CDI motor berperan terhadap sistem pengapian yang mampu mempengaruhi performanya.
Sistem CDI ini menggunakan arus pengosongan muatan dari kondensator dalam mencatu daya kumparan pengapian.
Pengapian yang dihasilkan dapat membakar bahan bakar motor secara baik. Artinya panas yang dihasilkan oleh mesin menjadi lebih maksimal sekaligus membuat energi gerak pada motor menjadi efesien.
Dengan demikian CDI memiliki dua fungsi sekaligus yakni menyalakan kendaraan serta menjaga gerak laju motor.
Jenis Sistem Pengapian CDI
Sistem pengapian CDI pada motor terbagi menjadi dua jenis yakni sistem pengapian CDI AC dan sistem pengapian CDI DC.
Sistem Pengapian CDI AC
Jenis sistem pengapian CDI AC merupakan jenis sistem pengapian yang pertama, sistem ini memiliki tegangan utama yang berasal dari alternator atau spul mesin.
Komponen bernamakan alternator ini dapat menciptakan arus bolak-balik AC yang digunakan pada sistem pengapian CDI.
Arus listrik mengalir ke bagian kapasitor akan melewati komponen dioda terlebih dahulu dengan tujuan agar arus listrik dapat diubah menjadi arus satu arah (DC).
Sistem Pengapian CDI DC
Berbeda dengan sistem CDI AC di mana arus listrik yang dihasilkan tidak perlu diolah atau diubah, sebab seperti namanya arus ini sudah searah (DC).
Sistem pengapian CDI AC terbilang sangat sederhana dan simple, hal ini karena CDI DC tidak lagi menggunakan komponen rectifier.
Di mana prosesnya terjadi karena arus listrik didapat dari kiprok sehingga arusnya langsung searah. Jadi, pada sistem CDI AC tidak terdapat dioda yang berguna untuk mengubah arus.
Kedua sistem pengapian CDI ini memiliki rangkaian yang tidak jauh berbeda, hanya saja yang membedakannya ada pada system mekanisme.
Komponen Sistem Pengapian CDI
Meskipun memiliki mekanisme yang berbeda komponen sistem pengapian CDI AC dan DC tidak jauh berbeda, di mana antaranya:
- Baterai: ialah komponen berfungsi untuk menghasilkan arus awal pada saat kontak kendaraan dalam kondisi status On.
- CDI Unit: yakni komponen terintegrasi yang mencakup kapasitor, resistor, thyristor dan dioda sebagai bagian utama yang berfungsi sama seperti baterai. Dengan komponen ini dapat menyimpan arus dan menyalurkannya ke bagian voltase yang besar.
SelainĀ itu CDI Unit juga memiliki komponen SCR yang berperan dalam mengatur aliran arus kapasitor dengan tepat melalui pulse igniter.
- Voltage Converter: berfungsi untuk meningkatkan tegangan listrik primer yang berasal dari komponen baterai.
- Pulsa Igniter (pick up coil) berfungsi sebagai pengirim trigger dengan bentuk sinyal PWM untuk menentukan jadwal discharge kapasitor.
- Ignition Coil: berfungsi untuk mengubah atau meningkatkan arus listrik misalnya yang tadinya 12 Volt menjadi 20 Kv. Hal ini dilakukan untuk memicu percikan api pada busi.
- Busi: yakni komponen yang berfungsi menciptakan percikan api. Dengan busi percikan api dapat dihasilkan dari celah dari elektroda dan massa.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian CDI, jenis dan komponen yang dapat Anda pelajari.