Otomotips.com – Bahan bakar pesawat merupakan bahan bakar khusus yang digunakan agar pesawat bisa dijalankan. Bahan bakar transportasi udara ini berbeda dengan transportasi lainnya. Bahan bakar tersebut tentu harus sesuai dengan ketentuan.
Persyaratannya adalah memiliki titik beku dan titik nyala yang sesuai dengan aturan. Ada banyak jenis bahan bakar akan tetapi yang paling sering digunakan adalah avtur dan avgas. Tentu saja ada bahan bakar lainnya yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Bahan Bakar Pesawat
Bahan bakar adalah komponen penting bagi transportasi karena menjadi sumber energi. Pesawat tidak akan bisa terbang tanpa adanya sumber energi karena tidak ada bahan bakar yang menggerakkan mesin pesawat. Berikut ini beberapa bahan bakar yang biasanya digunakan:
Avtur
Avtur adalah akronim dari Aviation Turbine Fuel merupakan salah satu bahan bakar yang paling sering digunakan untuk pesawat. Avtur terbuat dari minyak bumi yang sudah diolah menjadi bahan bakar.
Dalam istilah internasional Avtur disebut dengan Jet A-1. Istilah ini muncul karena Avtur juga digunakan sebagai bahan bakar pesawat jet. Avtur memiliki titik beku yang rendah yaitu -47o celcius. Titik beku rendah membuat Avtur selalu dalam kondisi cair dan tidak membeku.
Biasanya Avtur digunakan untuk pesawat dengan mesin turbin. Fungsi lain dari Avtur adalah untuk pendingin komponen pembakaran dalam pesawat ketika di udara. Selain itu Avtur juga berperan sebagai pengontrol sistem mesin. Ada beberapa jenis yang digunakan Avtur yaitu:
- Avtur Jet A
Avtur Jet A adalah bahan bakar pesawat yang memiliki flash point minus 40. Jenis bahan bakar ini tidak digunakan pada pesawat komersil Indonesia. Biasanya Avtur Jet A digunakan pada pesawat latihan atau yang menggunakan mesin jet dan tidak bisa terbang tinggi.
- Avtur Jet A-1
Berbeda dengan jenis Avtur sebelumnya, untuk Avtur Jet A-1 ini digunakan untuk pesawat-pesawat komersil. Bahan bakar ini digunakan untuk menerbangkan pesawat yang berada di ketinggian 30.000 hingga 40.000 kaki.
- Avtur Jet B
Terakhir adalah Avtur Jet B yang merupakan bahan bakar alternatif. Biasanya digunakan untuk bahan bakar pesawat sipil. Avtur Jet B memiliki titik beku yang rendah yaitu -76o celcius dan sangat berguna ketika berada di area yang dingin.
Akan tetapi jenis Avtur ini tidak digunakan di Indonesia karena memiliki tingkat flammabilty (sifat mudah terbakar) yang tinggi. Sehingga jenis Avtur Jet B sering digunakan di negara dengan cuaca ekstrem seperti Amerika dan wilayah Eropa.
Tidak hanya itu Avtur Jet B juga sangat sulit disimpan karena butuh tempat khusus. Apalagi Avtur Jet B mudah terbakar. Adapun di Indonesia sendiri perusahaan yang memproduksi Avtur adalah Pertamina.
Aviation Gasoline (Avgas)
Tidak hanya Avtur bahan bakar pesawat yang paling sering digunakan adalah Avgas. Avgas digunakan sebagai bahan bakar transportasi udara karena memiliki nilai oktan tinggi. Avgas terbuat dari minyak bumi serta oplosan minyak tanah.
Selain itu ada tambahan hidrokarbon cair yang memiliki suhu 32 – 220 derajat celcius. Minyak tanah tersebut akan direfining sehingga menghasilkan bahan bakar untuk pesawat. Avgas memiliki titik beku yang sangat rendah yaitu -100 derajat celcius. Terdapat 3 jenis Avgas yaitu:
- Avgas 82UL
Avgas 82UL merupakan bahan bakar yang tidak memiliki zat aditif timbal dan nilai oktannya adalah 115. Avgas 82UL merupakan bahan bakar berwarna ungu.
- Avgas 100LL
Jenis kedua adalah Avgas 100LL yang biasa diproduksi oleh Pertamina. Adapun nilai oktannya adalah 100 dengan kadar timbal kurang dari nol. Jika Avgas 82UL memiliki warna ungu, Avgas 100LL memiliki warna biru.
Arti kode “LL” ini berarti low lead. Artinya adalah bahan bakar tersebut tidak meninggalkan jejak karbon sehingga ramah lingkungan.
- Avgas 100
Terakhir adalah Avgas 100 yang memiliki kadar timbal lebih dari 0.56 gram dan nilai oktan 100. Avgas 100 adalah bahan bakar yang memiliki warna hijau.
Semua bahan bakar di atas paling sering digunakan untuk mesin pesawat udara yang berukuran kecil. Selain itu mesin yang digunakan menggunakan internal combustion atau sistem pembakaran dalam. Contohnya adalah pesawat aerobatic, helikopter ringan, dan pesawat latih.
Biofuel
Biofuel adalah bahan bakar yang berasal dari tumbuhan dan hewan akan tetapi kebanyakan terbuat dari tumbuhan. Biofuel dibagi menjadi 3 jenis yaitu bioetanol, biodiesel, dan biogas. Berikut penjelasan ketiga jenis tersebut:
- Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar yang terbuat minyak. Jenis minyak yang digunakan adalah minyak bunga matahari, minyak buah jarak, minyak rapeseed, dan minyak kedelai. Berbeda dengan di Indonesia, di Hawai bahan bakar ini dibuat dari minyak goreng bekas.
Adapun di Jepang terbuat dari minyak bekas yang digunakan restoran. Sedangkan di Indonesia sendiri kebanyakan terbuat dari minyak sawit yang masih mentah. Hal ini tentu saja mengganggu kesehatan hutan di Indonesia.
Ada juga beberapa negara yang membuat biodiesel dari hewan. Akan tetapi rata-rata memang dibuat dari tumbuh-tumbuhan.
- Bioetanol
Masih ada alternatif lain yang tidak sampai mengganggu ekosistem hutan yaitu bioetanol. Walaupun masih menggunakan bahan dari tumbuhan seperti tebu, jagung, gandum, ubi, buah-buahan, singkong, dan limbah sayuran. Setidaknya bahan tersebut tidak sampai merusak hutan.
Semua tumbuhan tersebut kemudian difermentasi untuk menjadi alkohol. Sesuai dengan namanya bioetanol adalah bahan bakar pesawat yang terbuat dari alkohol.
- Biogas
Terakhir adalah biogas yang berasal dari hasil fermentasi kotoran manusia atau hewan dan sampah tumbuhan. Setelah difermentasi biasanya menghasilkan gas. Gas tersebutlah yang dinamakan biogas.
Biogas menjadi bahan bakar alternatif untuk pesawat terbang karena menghasilkan energi yang besar akan tetapi karbon dioksidanya sedikit.
Biofuel sepertinya lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan dua bahan bakar di atas yang dihasilkan dari minyak bumi atau bahan bakar fosil. Menurut Departemen Energi Amerika Serikat, biofuel tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.
Proses Pengisian Bahan Bakar Pesawat
Setelah mengetahui apa saja bahan bakar pesawat berikutnya adalah bagaimana proses pengisian bahan bakar tersebut. Ada dua cara yang biasanya dilakukan yaitu ground refueling dan aerial refueling.
Ground Refueling
Ground refueling merupakan metode pengisian bahan bakar yang dilakukan di darat. Metode ini dibagi lagi menjadi dua berdasarkan alat yang digunakan. Dua alat tersebut adalah truk tangki dan fuel hydant.
-
Pengisian dengan Fuel Hydant
Proses pengisiannya menggunakan bantuan dari truk khusus atau dispenser. Di dalam truk tersebut sudah terdapat berbagai perlengkapan untuk mengisi bahan bakar. Kemudian spesawat didekatkan pada hydrant pit menggunakan selang.
Bahan bakar akan dialirkan ke tangki pesawat yang ada di dekat sayap melalui selang tersebut. Setelah proses selesai selang bisa dilepaskan kembali.
-
Menggunakan Truk Tangki
Sedangkan pengisian bahan bakar menggunakan truk tangki ketika di bandara tidak terdapat fuel hydant. Proses pengisiannya yaitu pertama memarkirkan pesawat di apron dalam kondisi mati. Kemudian truk tangki akan mengangkut bahan bakar tersebut lalu mendekati pesawat.
Setelah pesawat dekat dengan truk tangki maka petugas akan melakukan pengisian bahan bakar sampai dirasa cukup. Pengisian bahan bakar pesawat tidak bisa sembarangan. Jadi ada petugas khusus untuk mengisi bahan bakar.
Aerial Refueling
Proses pengisian bahan bakar pesawat kedua adalah dengan cara aerial refueling. Kebalikan dari metode sebelumnya, aerial refueling merupakan metode pengisian bahan bakar ketika berada di udara. Biasanya metode ini digunakan dalam keadaan darurat atau mendesak saja.
Jenis pesawat yang sering melakukan pengisian bahan bakar dengan cara ini adalah pesawat tempur. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan pesawat terbang biasa juga menggunakan metode ini.
Keunggulan apabila menggunakan cara aerial refueling adalah menghemat waktu. Tentunya ada pesawat khusus yang membawa bahan bakar. Terdapat dua cara yang biasanya digunakan untuk mengisi bahan bakar.
Pertama pesawat didekatkan dengan pesawat khusus tersebut. Biasanya posisinya berada di bawah pesawat khusus. Kemudian pesawat khusus tersebut akan mengeluarkan selang yang disambungkan ke kokpit pesawat. Barulah proses pengisian bahan bakar ke tangki dimulai.
Pemeriksaan Kualitas Bahan Bakar Pesawat
Kualitas bahan bakar pesawat tentu perlu diperiksa dengan dua metode. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa bahan bakar tersebut bersih dan aman sebelum diisi ke tangki. Proses pemeriksaan dilakukan oleh petugas khusus secara ketat.
Biasanya yang diperiksa adalah kandungan air dalam bahan bakar seperti Avtur. Hal ini dikarenakan sering terjadi kemunculan air dalam Avtur yang mengandung embun. Avtur yang memiliki kandungan air tinggi tidak bisa menjalankan pesawat.
Jika dibiarkan maka bisa menyebabkan kesalahan fatal dan membahayakan penumpang. Oleh karena dilakukan dua cara pemeriksaan kualitas yaitu sebagai berikut:
Pre Flight Drain Check
Cara pertama adalah dengan menggunakan metode pre flight drain check atau disebut dengan fuel drain check. Metode ini dilakukan sebelum pilot menjalankan pesawat. Caranya adalah pilot mengambil sampel bahan bakar dari dalam tangki untuk dicek kualitasnya.
Metode ini dianggap lebih ramah lingkungan karena jika sampel tersebut tidak mengandung air maka bisa dimasukkan kembali ke tangki. Proses pengecekan kualitas ini menggunakan beberapa perlengkapan seperti ASA Fuel Tester, Jeppesen, multi sump drain, dan GATS JAR.
Dari semua alat tersebut ASA & Jeppesen adalah alat yang sering digunakan karena cara mengaplikasikannya sangat mudah. Alat tersebut bisa menunjukkan kandungan air dalam bahan bakar.
Hal tersebut dapat dijadikan sebagai acuan karena biasanya massa Avtur lebih rendah dibandingkan dengan massa air. Jadi ketika tester menemukan air dalam bahan bakar maka bahan bakar tersebut akan dikeluarkan dari dalam tangki.
Metode Hydrokit
Metode kedua adalah metode hydrokit yang tidak perlu mengembalikan bahan bakar yang telah diuji ke dalam tangki pesawat. Metode hydrokit sama dengan pengujian sekali pakai. Adapun keunggulannya adalah dari tingkat akurasinya.
Hal ini dikarenakan terdapat metode kimia di dalam alat yang digunakan. Akan tetapi metode ini sebenarnya bisa membahayakan lingkungan jika bahan bakar tidak dibuang di tempat yang tepat.
Walaupun sampel yang diambil tidak memiliki air akan tetapi sampel tersebut tetap dibuang. Oleh karena itu metode hydrokit sangat jarang digunakan. Apalagi di Indonesia kasus pencemaran lingkungan sangat terasa sekali.
Pihak bandara memang lebih sering menggunakan metode pre flight drain check karena sampel yang diambil akan dikembalikan ke dalam tangki.
Terdapat 3 bahan bakar pesawat yang biasanya digunakan yaitu Avtur, Avgas, dan Biofuel. Biofuel merupakan bahan bakar alternatif yang didapatkan dari tumbuhan dan hewan. Bahan bakar ini dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak memanfaatkan fosil.